Mengubah Inferensi Order Pertama menjadi Inferensi Proporsisi
Kaidah Universal Instatiation merupakan state
dasar, dimana suatu individual dapat digantikan
(disubsitusi) ke dalam sifat universal.
• Contoh :
Misal, φ merupakan fungsi proposisi :
(∀ x) φ(x)
∴ φ(a)
merupakan bentuk yang valid, dimana a menunjukkan
spesifik individual, sedangkan x adalah suatu variabel
yang berada dalam jangkauan semua individu (universal)
• Contoh lain : (∀ x) H(x)
∴ H(Rahmat)
• Berikut ini adalah contoh pembuktian formal silogisme
All men are mortal
Rahmat is a man
Therefore, Rahmat is mortal
Misal : H = man, M = mortal, s = Rahmat
1. (∀ x) (H (x) -> M(x))
Unifikasi
Pada waktu Visual prolog mencoba
untuk mencocokan suatu panggilan (dari sebuah subgoal) ke klausa (pada section
clauses), maka proses tersebut melibatkan suatu prosedur yang dikenal dengan
unifikasi, yang mana berusaha untuk mencocokan antara struktur data yang ada di
panggilan (subgoal) dengan klausa yang diberikan. Unifikasi pada prolog
mengimplementasikan beberapa prosedur yang juga dilakukan oleh beberapa bahasa
tradisional seperti melewatkan parameter, menyeleksi tipe data, membangun
struktur, mengakses struktur dan pemberian nilai (assignment). Pada intinya
unifikasi adalah proses untuk mencocokan dua predikat dan memberikan
nilai pada variabel yang bebas untuk mebuat kedua predikat tersebut identik.
Aturan-aturan unifikasi :
1. Dua atom (konstanta atau
peubah) adalah identik.
2. Dua daftar identik, atau
ekspresi dikonversi ke dalam satu buah daftar.
3. Sebuah konstanta dan satu
peubah terikat dipersatukan, sehingga peubah menjadi terikat kepada konstanta.
4. Sebuah peubah tak terikat
dipersatukan dengan sebuah peubah terikat.
5. Sebuah peubah terikat
dipersatukan dengan sebuah konstanta jika pengikatan pada peubah terikat dengan
konstanta tidak ada konflik.
6. Dua peubah tidak terikat
disatukan. Jika peubah yang satu lainnya menjadi terikat dalam
upa-urutan
langkah unifikasi, yang lainnya juga menjadi terikat ke atom yang sama (peubah
atau konstanta).
7. Dua peubah terikat
disatukan jika keduanya terikat (mungkin melalui pengikatan tengah) ke atom
yang sama (peubah atau konstanta).
Generalized Modus Ponens(GMP)
Dalam logika Boolean, dengan aturan ``
JIKA X adalah A THEN Y adalah B '',
proposisi X adalah A harus diamati untuk mempertimbangkan
proposisi Yadalah B.
Dalam logika fuzzy, proposisi
`` X adalah A' '', Dekat dengan premis
`` X adalah A '' dapat diamati untuk memberikan kesimpulan
`` Y adalah B' '' Dekat dengan kesimpulan
`` Y adalah B '' .
Sebuah inferensi fuzzy sederhana dapat direpresentasikan
sebagai:
Aturan
|
: JIKA
|
X adalah A THEN
|
Y adalah B
|
|
Fakta
|
:
|
X adalah A'
|
||
Kesimpulan
|
:
|
Y adalah B'
|
Untuk menyimpulkan seperti inferensi fuzzy kita menggunakan
mekanisme yang disebut umum modus ponens. Di sini, kita menggunakan
salah satu berdasarkan implikasi fuzzy Brouwer-Gödel diungkapkan
oleh:
Catatan: Asumsikan -> operator implikasi
Brouwer-Gödel dan o operator kombinasi, rumus dapat dinyatakan dengan B' =
A'o(A-->B) yang kita gunakan sekarang untuk menyederhanakan notasi.
Rangkaian Forward & Backward
Forward chaining pada FOL dengan GMP :
Mirip dengan forward chaining pada PL.
Mulai dari fakta yang diketahui (clause tanpa premise), mis : Owns(Nono, M1), Missile(M1)
“Aktifkan” (trigger) rule yang premise-nya diketahui
(satisfied) → tambahkan kesimpulan rule ke KB, mis :
Missile(x ) ∧
Owns(Nono, x ) ⇒
Sells(West, x , Nono)
Ulangi sampai query terbukti, atau tidak ada fakta baru yang
bisa ditambahkan ke KB.
“Cocokkan” premise-premise setiap rule dengan fakta yang
diketahui → pattern-matching dengan unification
Algoritma Forward :
Sifat Forward Chaining :
- Sound dan complete untuk
first-order definite clause.
- Datalog = first-order definite
clause tanpa function.
- Time complexity FC pada Datalog → polynomial
- Time complexity FC pada Datalog → polynomial
- Tapi pada kasus umum, bisa
infinite loop kalau α tidak di-entail. (Konsekuensi dari teorema Church-Turing
: entailment adalah semidecidable)
- Proses pattern matching pada
premise NP-hard
Algoritma Backward :
Sifat Backward Chaining :
- Depth-first search
- Linear space complexity
- Incomplete (infinite loop)
- Repeated state
- Prinsip dasar Logic Programming
Sumber :
Sumber :
-http://www.academia.edu/9763118/Metode_Inferensi_1_54_Pengantar_Kecerdasan_Buatan_AK045218
-http://www.rumahinformatika.cf/2014/06/26-laporan-praktikum-kecerdasanbuatan_1856.html
-http://malifauzi.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/11.2-Inferensi-pada-FOL_AI.ppt
0 komentar:
Posting Komentar